Pengertian Bahasa
oleh: Ening Herniti
Bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,
1993:21; Depdikbud, 1997:77).
Sapir (1921 via Alwasilah, 1985:7-8)
memberi batasan bahasa adalah:
A purely human and non-instinctive method of communicating
ideas, emotions, and desires, by means of a system of voluntarily produced
symbols.
Dari batasan bahasa di atas ada lima butir yang penting,
yaitu bahwa bahasa itu:
1.
manusiawi (human)
2.
dipelajari (non-instinctive)
3.
sistem (system)
4.
arbitrer (voluntarily produced)
5.
simbol/lambang (symbols)
1. Manusiawi
Hanya manusia yang memiliki sistem
simbol untuk berkomunikasi. Makhluk lain, seperti binatang memang berkomunikasi
dan mempunyai bunyi, tetapi sistem itu bukanlah kata-kata. Perkembangan bahasa
inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya karena manusia diberi
kelebihan dalam berpikir.
2. Dipelajari
Manusia ketika dilahirkan tidak
langsung mampu berbicara. Anak harus belajar berbahasa melalui lingkungannya,
seperti orang tua.
3. Sistem
Bahasa memiliki seperangkat aturan.
Perangkat inilah yang menentukan struktur (grammar) apa yang
diucapkannya.
4. Arbitrer
Manusia mempergunakan bunyi-bunyi
tertentu dan disusun dalam cara tertentu adalah secara kebetulan saja.
5. Simbolik
Bahasa terdiri atas rentetan simbol
arbitrer yang memiliki arti. Kita dapat menggunakan simbol-simbol ini untuk
berkomunikasi sesama manusia karena manusia sama-sama memiliki perasaan,
gagasan, dan keinginan. Dengan
demikian, manusia menerjemahkan orang
lain atas acuan pada pengalaman diri sendiri. Misalnya, ketika orang lain mengatakan
“Saya haus”. Pernyataan tersebut dapat dipahami karena kita pernah mengalami
peristiwa haus.
Kenneth Lee Pike mengemukakan bahwa bahasa bukan
sekadar rangkaian suara, klausa, aturan, dan makna yang tidak beraturan;
kesemuanya itu merupakan kesatuan sistem yang koheren, yang terintegrasi satu
dengan lainnya, bersama-sama dengan perilaku, konteks, wacana universal, dan
perspektif peneliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar