SEBUAH METAPESAN DARI PEREMPUAN
Oleh: Ening Herniti
Menyoal masalah
perempuan tidak pernah mengenal kata basi. Dari sudut mana pun selalu menarik
untuk dibicarakan. Ia adalah anugerah Tuhan yang menyimpan berjuta misteri yang
sering kali tidak dimengerti oleh perempuan itu sendiri. Ada apa sebenarnya dengan perempuan?
Sejarah telah
membuktikan bahwa dengan kerling mata dan senyum yang menawan perempuan dapat
menaklukkan laki-laki segagah apa pun. Adalah Cleopatra, Ratu Mesir Kuno,
perempuan yang sangat cantik dan anggun yang dapat menggunakan kecantikan dan
keanggunannya sebagai sarana politik. Kecantikan wajah dan keindahan rambut
Cleopatra berhasil mempesona Markus Antonius, Sang Hulubalang Romawi yang
perkasa. Ia sanggup menghianati negaranya demi gadis pujaannya. Ironis memang,
tetapi fakta sejarah tidak dapat dipungkiri.
Daya tarik perempuan bukan hanya keindahan fisiknya,
tetapi keunikan penggunaan bahasanya tidak kalah menarik untuk dicermati. Perbedaan
peranan laki-laki dengan perempuan terefleksi di dalam bahasa. Hal ini terjadi
karena bahasa bukanlah sekedar deretan bunyi atau susunan kata, tetapi
kenyataan sosial (social reality).
Dunia pribadi
kita dibentuk oleh percakapan, tidak hanya dengan keluarga, teman-teman, dan
rekan kerja tetapi juga di dalam masyarakat. Tannen menegaskan bahwa relasi
antarmanusia dibentuk, dipelihara, dan dirusak melalui percakapan. Lebih lanjut
ia menyatakan bahwa komunikasi pria-wanita merupakan komunikasi lintas budaya.
Kebudayaan adalah suatu jaringan kebiasaan dan pola yang sedikit demi sedikit
disatukan dari pengalaman sebelumnya, dan pria serta wanita memiliki pengalaman
yang berbeda. Sejak dilahirkan, mereka diperlakukan berbeda, diajak bercakap-cakap
dengan cara yang berbeda, dan hasilnya mereka berbicara dengan gaya yang berbeda. Anak laki-laki dan
perempuan tumbuh dalam dunia yang berbeda meskipun berada di rumah yang sama.
Sewaktu dewasa mereka berkelana dalam dunia yang berbeda.
Gaya Percakapan Pria
dan Wanita
Dalam berbicara perempuan memiliki kecenderungan yang
lebih besar untuk menyatakan maksudnya secara tidak berterus terang
dibandingkan kaum laki-laki. Dengan kata lain, perempuan lebih banyak
mengemukakan maksud lewat isyarat-isyarat gaya
berbicara yang disebut metapesan. Metapesan adalah makna atau maksud yang
terungkap melalui hubungan kita dengan orang lain, seperti sikap,
kesempatannya, dan apa yang dikatakan. Metapesan dapat dilihat dari apa yang
tidak dikatakan dan dari apa yang dikatakan. Sebaliknya, pesan adalah informasi yang
terungkap melalui makna kata-kata.
Gaya tuturan perempuan
seperti permainan krambol. Taruhlah sebuah contoh, hampir jarang seorang
perempuan mengatakan "belikan baju ini" kepada pasangannya. Ia cenderung
akan mengatakan "baju ini bagus ya", "baju ini model terbaru
lho", atau "baju ini tidak mahal tapi bagus modelnya". Karena
ketidakterusterangan (indirectness) inilah yang sering kali mendapat
tanggapan yang berbeda dari kaum laki-laki.
Karena sifat keberterusterangan laki-laki dan
ketidakberterusterangan perempuan ini tidak mengherankan bila setelah sekian
lama hidup bersama perempuan biasanya merasa, "Setelah sekian lama,
kamu seharusnya tahu apa yang saya inginkan tanpa saya mengatakannya."
Banyak laki-laki merasa, "Setelah sekian lama, kita seharusnya bisa
saling menyatakan keinginan kita."
Harapan yang tidak selaras tersebut mencerminkan salah
satu perbedaan yang cukup signifikan antara laki-laki dan perempuan. Komunikasi
selalu berkaitan dengan masalah penyeimbangan kebutuhan yang berlawanan, yaitu
keterlibatan dan kebebasan. Dalam berkomunikasi laki-laki secara relatif butuh
kebebasan. Perempuan cenderung membutuhkan keterlibatan dalam komunikasinya.
Maksudnya, perempuan merasa dimengerti keinginannya tanpa mengatakan secara
eksplisit apa yang dimaksudkan. Walaupun tidak mengatakan secara terus terang,
perempuan mencoba mencapai kesepakatan melalui negosiasi sebagai perwujudan
solidaritas. Kaum perempuan lebih senang memperlihatkan solidaritas daripada
kekuasaan walaupun tujuannya sama, yakni mendapatkan apa yang diinginkannya. Sebenarnya,
ketidakterusterangan memungkinkan seseorang mengendalikan orang lain tanpa
terlihat demikian.
Mengapa perempuan lebih memahami dan menghargai metapesan?
Karena melalui metapesanlah hubungan seseorang dengan orang lain dibangun dan
dipertahankan.
Perbedaan fokus pada pesan dan metapesan dapat
menghadirkan perbedan sudut pandang antara laki-laki dan perempuan. Tanpa
disadari oleh laki-laki, perempuan sering kali sakit hati bila pasangannya
menggunakan kata ganti saya atau aku dalam situasi perempuan ingin dilibatkan.
Seharusnya laki-laki menggunakan kata ganti kita.
Ketertarikan pada topik pembicaran antara laki-laki dan
perempuan juga berbeda. Laki-laki cenderung tertarik dengan topik olah raga,
politik, sejarah, otomotif, atau cara kerja sesuatu. Sementara, perempuan lebih
senang dengan topik yang terjadi hari ini.
Sebagaian orang berpendapat bahwa perempuan memiliki
intuisi yang tajam. Jika dilihat dari kaca mata lingistik, perempuan pada umumnya lebih mampu memahami metapesan
percakapan daripada laki-laki. Ketika perempuan mampu mereka-reka makna melalui
cara ini, biasanya laki-laki menganggapnya sebagai sesuatu yang misterius.
Perempuan sering kali masih dianggap sebagai kelas kedua
sehingga ia berusaha keras dengan segala cara untuk meningkatkan dirinya
sederajat dengan laki-laki. Salah satu cara yang paling efektif ialah dengan
memakai bahasa ragam baku
sebaik-baiknya. Mengapa dipilih ragam baku?
Karena ragam baku
berkonotasi terpelajar, berstatus, berkualitas, kompeten, independen, dan kuat.
Hal tersebut selaras dengan penelitian sosiologi yang menunjukkan bahwa
perempuan lebih sadar kelas (kedudukannya) daripada laki-laki. Kaum pria cenderung lebih menyukai bentuk
bahasa yang nonbaku karena biasanya tuturan nonbaku dipakai oleh kelas pekerja.
Tutur kelas pekerja dikaitkan dengan kekerasan yang dianggap sebagai ciri
kejantanan.
Perempuan dan laki-laki memang diciptakan berbeda.
Perbedaan itu adalah rahmat bagi orang yang mau mencari penyelarasannya melalui
ilmu pengetahuan. Wallahu a’lam bi ash-shawab