Filsafat Bahasa
Oleh: Ening Herniti
Filsafat bahasa hadir dalam dunia
filsafat merupakan pendatang baru. Filsafat bahasa mulai berkembang sekitar abad XX
setelah kemunculan linguistik modern yang dipelopori oleh tokoh linguistik strukturalis,
Mongin Ferdinand de Saussure
(1857-1913). Sebenarnya perhatian para filsuf terhadap bahasa telah
berlangsung lama, yakni sejak zaman prasocrates, yaitu ketika Herakleitos
membahas tentang hakikat segala sesuatu termasuk alam semesta. Namun, dalam
perjalanan sejarah aksentuasi (titik tekan) perhatian filsuf berbeda-beda dan
sangat bergantung pada perhatian dan permasalahan filsafat yang
dikembangkannya.
Filsafat bahasa merupakan salah satu
cabang filsafat yang mengandalkan analisis penggunaan bahasa karena banyak masalah-masalah
dan konsep-konsep filsafat yang hanya dapat dijelaskan melalui analisis bahasa
karena bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat.
Filsafat bahasa merupakan studi
filsafati berdasarkan nilai apriori atau aposteriori dari bahasa dan bagaimana
bahasa itu dijadikan sebagai alat komunikasi. Filsafat bahasa sebagai studi
analisis filsafati, pemaknaan bersifat objektif dan subjektif. Bersifat
objektif, apabila makna yang diungkap merupakan makna yang dikandung secara
leksikal/denotasi dalam sebuah wacana lisan atau tulisan. Bersifat subjektif,
apabila makna yang diungkap ada dalam mata si pembaca dan merupakan makna
kontekstual, yaitu apa yang ada di balik makna kata tersebut/konteks.